Rabu, 09 September 2009

Mata Air Syukur

Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
[QS 16:65]


Manusia yang dalam hatinya tiada rasa syukur ibarat manusia mati. Hidup jasadnya tapi mati hatinya. Setiap hari isinya dengan keluh kesah, sumpah serapah, caci maki, gerutu, api amarah dan ketidak-puasan. Hawa kematian itu perlu digantikan dengan hawa kehidupan yang berasal dari rasa syukur.

Ibarat air, syukur adalah mata air yang melimpah keluar dari dalam perut bumi (baca: hati manusia). Memberi air kehidupan bagi pemiliknya. Sumber air syukur adalah dari curahan hujan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa yang melimpah kepada manusia setiap eonnya. Diserap oleh pohon-pohon yang tumbuh disekitar sumber mata air hati tersebut.

Perlambang apakah pepohonan yang tegak berdiri mengelilingi mata air syukur itu?
Pepohonan besar yang menaungi itu adalah perlambang hidup dan berkembangnya akhlak atau perilaku bajik yang tercermin dalam keseharian kita. Semakin banyak perilaku bijak, akan semakin kokoh akan pepohonan itu menghunjam ke dalam hati dan semakin besar dan tinggi batang pepohonan itu. Sehingga semakin banyak pula curahan rahmat yang dapat disimpan dalam akar-akar pepohonan itu. Menjadikan sumber mata air syukur semakin berlimpah dan berlimpah.

Adakah yang mampu menahan limpahan sumber air apabila dia telah mengalir dan membanjir keluar? Tak ada satupun. Karena demikianlah berlakunya ketentuan alam. Batu besar tak akan bisa menghalangi jalan yang akan dilalui air untuk bersatu dengan samudra. Maka demikianlah syukur menemukan caranya sendiri untuk mengekspresikan diri. Dalam bentuk senyum, dalam bentuk pujian, dalam bentuk sembah, dalam bentuk gerak batin dan segala macam bentuk ekspresi syukur lainnya.

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?". [QS 67:30]


Ekspresi syukur adalah wujud hidupnya hati. Hati yang hidup memberi kelimpahan (prosperity) kepada pemilik jasad. Dan itu tercermin di raut wajah, ucapan, tindak tanduk dan perbawa pemilik jasad. Aura syukur tercermin di keseluruhan diri pemilik jasad.