Kamis, 27 Mei 2010

Dalam Buaian Sang Maha Pengasih

Pada acara penyegaran organisasi di Kota Batu awal April yang lalu, dari sekian banyak pencerahan yang saya terima, ada satu hal yang sangat khusus bagi saya. Khusus bagi saya karena sekalipun informasi yang disampaikan diterima banyak orang, tapi saya yakin satu-satunya pencerahan yang sifatnya nyata namun sangat rahasia hanya berlaku untuk saya. Bahkan ketika saya sampaikan hal itu disini, belum tentu orang menangkapnya seistimewa yang saya rasakan. Karena pencerahan bersifat personal. Dan pengetahuan akan kebenaran ini membuatnya istimewa. Ia hanya akan menjadi istimewa bagi mereka karena didasarkan pengalaman pribadi yang dialami oleh yang bersangkutan.

AYUNAN
Pencerahan yang khusus itu adalah terkait dengan penjelasan tentang 'bumi yang berayun-ayun'. Selama ini saya berusaha mencari landasan hukum dalam Qur'an untuk satu Kebenaran yang telah saya alami yang berlaku mutlak, dimana tiada kata bisa menolak kebenarannya.

Selama ini penerjemahan kalimat 'wal ardli wamaa sowwaha' adalah 'bumi yang dibentangkan'. Sedangkan dari Sang Guru kata 'sowwaha' sebenarnya maknanya adalah 'berayun-ayun'. Sembari Beliau menjelaskan tentang ayunan itu seperti pergerakan bumi terhadap matahari yang bergerak dari arah timur ke barat, utara ke selatan.

Ketika Beliau menyebutkan tentang 'ayunan' itulah terbuka sebuah rahasia dari sebuah rahasia. Sebuah rahasia yang tersimpan dalam rasa yang dikenali dalam Taoism:
Stillness is the source of motion
And in the stillness there lies a motion

Ayunan itulah rahasia yang tersimpan dibalik kalimat itu. Ayunan adalah bentuk terhalus dari sebuah gerakan. Hukum dasar fisika yang mendasari terjadinya sebuah frekwensi memberikan definisi dasarnya sebagai jumlah gerakan tiap detik. Semakin sedikit atau halus gerakan semakin kecil nilai frekwensinya. Semakin mendekati titik nol, semakin sulit indera kita untuk menyerap dan mengenali gerakan itu. Sehingga dalam persepsi pikiran, istilah diam mewakili ketiadaan gerakan. Sedangkan di alam semesta ini tidak mungkin sesuatu itu diam secara absolut. Disinilah rahasia ayunan itu tersimpan. Bisakah kita merasakan ayunan itu?

BUAIAN DAMAI
Orang mungkin jarang atau hampir tak pernah mengamati apalagi mempertanyakan 'kenapa bayi suka sekali dibuai?' Dan bagaimanakah cara sang Ibu atau pengasuhnya menenangkan bayi itu saat dia rewel menginginkan sesuatu?

Ya! Buaian adalah pengalaman awal seorang manusia saat dihadirkan ke dunia. Tidakkah para Ibu menyadari bahwa saat mereka sedang beraktivitas, si janin juga sedang mengalami buaian itu? Dan sungguh tenang dan mendamaikan buaian itu sehingga ia menjadi salah satu sumber yang mendatangkan kedamaian.

Ketika pengetahuan semakin bertambah, pengalaman hidup juga berkembang. Yang artifisial (sementara dan buatan) telah mengalahkan yang hakiki. Kalau dulunya indera si bayi sangat peka dengan gerakan halus, sekarang keramaian dan hiruk pikuk dunia mulai menyamarkan substansi hidup itu. Maka kita temui mainan ayunan, tornado, trampolin, dan lain sebagainya. Tapi semua buatan itu tak bisa menggantikan pengalaman yang hakiki.

Mungkin pengalaman inilah yang disebutkan dalam Tao Te Ching:

To experience without abstraction is to sense the world;
To experience with abstraction is to know the world.