Kamis, 17 Februari 2011

Hidup dalam Bahaya

Dalam perjalanan hidup aku, ini adalah kali ketiga aku menjalani pengalaman hidup dalam 'bahaya'. Bahaya bukan dalam arti menantang maut, tapi bahaya dalam arti aku berada di batas memegang teguh prinsip atau melepaskannya.

Sekalipun Gusti Allah yang Maha Kuasa menolong aku dan menyelamatkan aku dari tergelincir ke dalam jurang kenistaan, tapi tetap saja. Ketika masa-masa itu telah lewat, aku mengalami kondisi yang disebut aftershock effect. Perut aku mulas menjalani kondisi 'self-hatred' karena apa yang telah terjadi.

Di sisi lain, aku tidak bisa tidak, mengucapkan terima kasih kepada teman yang dengannya aku telah berbagi pengalaman itu. Karena dia telah menunjukkan sisi lain dari diriku. Aku sendiri tidak tahu apa yang dia pikirkan tentang aku sesungguhnya. Mungkin dia berpikir 'I'm a pathetic woman' tapi bahwa pengalaman itu telah mengajarkan aspek lain dari diriku, membuat aku harus mengucapkan terima kasih itu.

Aku sendiri tidak tahu, apakah aku akan berani melakukan hal serupa lagi di masa yang akan datang, jika kesempatan lain datang lagi. Tapi aku berdoa semoga dengan pengalaman ini Gusti Allah menolong aku dan menyelamatkan aku dengan caraNya yang terbaik.

Gusti, sebanyak aku melakukan kedholiman dan kekhilafan atas diri ini selagi menjalani pelajaran hidup yang Engkau tetapkan atasku, aku tidak pernah berputus asa dari rohmatMu. Karena Engkaulah satu-satu-satunya Penolong dan Saksi atas jalan hidupku. Sesungguhnya bukanlah amal ibadah aku yang menyelamatkan aku dari siksaMu, tapi Rahmat dan Ampunan-Mu sematalah yang mampu menyelamatkan aku. Karenanya kumohon Rohmat dan AmpunanMu atas apa-apa yang Engkau tiada berkenan atas tindakanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar