Kamis, 01 Desember 2011

Niat baik belum tentu diterima baik

Selama 5 (lima) hari mendampingi rombongan Ibu-ibu dalam acara di Lampung meninggalkan hikmah tersendiri dalam hati.

Saya sungguh tidak tahu dimana letak salahnya, sehingga hal-hal yang mestinya disyukuri malah menjadi sebuah gunjingan, hal-hal yang kecil dan tidak penting menjadi sesuatu yang besar hingga memicu kejengkelan. Seolah semua upaya dan niat baik tidak berbekas oleh sebuah hasutan akibat ketidak-senangan seseorang atas pengaturan yang ada.

Maka saya menyimpulkan perjalanan itu adalah perjalanan dimana apa yang tersimpan dalam dada dinampakkan. Dan mauidhoh hasanah yang disampaikan dalam dua kesemparan pun menerangkan hal itu. Bahwa pondasi bangunan hidup ini haruslah menggunakan pondasi takwa. Gerak hidup kita dalam bermasyarakat, berorganisasi juga harus menggunakan pondasi takwa. Agar kelelahan dan segala daya upaya yang telah kita keluarkan baik pikiran, dana maupun perasaan tidak menjadi sia-sia.

Meski berbeda, cari kesepahaman
Lagi-lagi saya mesti mengingat kalimat bijak dari Tao Te Ching untuk menyemangati diri supaya memakai selective hearing pada hal-hal yang positif saja dan mengabaikan energi negatif orang lain
70. Individuality
My words are easy to understand
And my action are easy to perform
Yet no other can understand or perform them.

My words have meaning; my action have reason;
Yet these cannot be known and I cannot be known.

We are each unique, and therefore valuable;
Though the sage wears coarse, his heart is jade.


Dalam usaha untuk membantu kelancaran perjalanan rombongan dan pelaksanaan acara, ada tindakan-tindakan dan perkataan-perkataan yang saya lakukan dan lontarkan dan itu cukup mudah dilakukan dan dipahami. Mungkin karena mudahnya Ibu-ibu itu beranggapan mereka juga bisa melakukannya hingga memberikan komentar dan penilaian negatif atas campur tangan saya selama persiapan acara. Tapi kenapa tidak mereka lakukan, jika mereka berpikir itu tanggung jawab mereka?!

Apa iya saya terlalu campur tangan hingga mereka seakan tidak punya kesempatan melakukan pekerjaan mereka?! Kalau memang begitu, mengapa mereka selalu datang terlambat pada saat koordinasi dan tidak segera mengambil alih ketika sudah di tempat agar saya bisa duduk manis menikmati kesibukan mereka bukannya saya yang dibuat sibuk selama pendampingan itu....

Jika pada saat acara terlaksana semua berjalan dengan baik hingga selesai dan mereka bisa kembali ke jawa dengan selamat namun, memberikan hasil evaluasi yang berisi penilaian negatif, maka biarlah saya berdoa dengan setulus hati:
Ilahi anta maksudi, Wa ridhoka matlubi.
Wahai Allah, Engkaulah yang kutuju. Dan keridhoanMulah yang kuharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar