Rabu, 20 November 2013

REFLEKSI PROGRAM 2000 JAAMIATUL MUDZAKKIRIIN

Garis start marathon
selalu dengan sejumlah besar peserta 
Baru-baru ini di Jakarta telah dilaksanakan acara berskala internasional yaitu lomba lari Marathon 10K. Meski acara tersebut diikuti oleh 35 ribu peserta dengan mayoritas warga Indonesia, pemenang 1, 2, dan 3 akhirnya dimenangkan oleh pelari Kenya. Ada peserta dari Indonesia yang meninggal dunia saat mengikuti lomba itu karena terkena serangan jantung. Lari marathon memang berbeda dengan sprinter atau lari jarak pendek 100 meter. Lari marathon butuh stamina lebih tinggi untuk menempuh jarak 100 kali lipat. Selain itu juga diperlukan semangat yang teguh atau bahasa tasawufnya istiqomah agar bisa sampai ke garis finish dengan selamat meski tidak harus menjadi juara.



Maraton itu mengingatkan saya pada salah satu program Orshid yaitu program JM2000. Program tersebut bukan hasil MUNAS Orshid di Magelang tahun 2006. Ia baru menjadi bagian dari program kerja Orshid setelah RAPIMNAS di Bandung tahun 2008 untuk menfasilitasi upaya mewujudkan cita-cita Beliau Mursyid Thariqoh Shiddiqiyyah Bpk Kyai Mohammad Muchtar Mu'thi. Belakangan kita baru diberitahu bahwa cita-cita tersebut didasarkan pada ilham ruhi yang Beliau terima pada tahun 1991an di sebuah tempat bernama Vila Tepat yang terletak di Baturraden, Banyumas - Jawa Tengah.

Jaamiatul Mudzakkiriin Yarju Rohmatalloh Pusat
Losari - Ploso, Jombang
Periode ini adalah periode ke-2 pelaksanaannnys menurut periodisasi kepengurusan Orshid. Pada periode sebelumnya fokus kerja adalah mempersiapkan sistem, sosialisasi ke daerah dan warga. Pada periode ini ibarat lomba lari marathon, perlombaannya sedang dan terus berlangsung. Garis finish sudah jelas: berdirinya 2000 gedung Jaamiatul Mudzakkiriin di Nusantara. Membaca itu, pasti terlintas di pikiran kebanyakan orang, " Ah, saya sudah mati. Tidak mungkin bisa melihatnya." Namun kita sebagai murid tasawuf, tidak bisa hanya melihat program itu dari aspek lahiriah saja.

Sebagai fasilitator, Orshid berusaha menjembatani keinginan warga untuk berpartisipasi sekaligus menjaga kepercayaan atas amanah tersebut. Maka sejak awal dibuka rekening JM2000, nama rekening dibuat atas nama Bapak Kyai dan setiap pengambilan adalah atas sepengetahuan dan ijin Beliau. Secara periodik laporan perkembangan dan penggunaan dana juga dilaporkan secara terbuka melalui majalah Al Kautsar dan website resmi orshid.or.id

Istiqomah pada cita-cita mengantar kita ke garis
Akhir perjuangan 
Bukan maksud kami untuk mengukur stamina kontributor dan penanggung jawab rekening JM2000, namun kami brrusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Dalam dua tahun terakhir terutama setelah pergantian pengurus terlihat rekening-rekening yang statusnya dorman / ditutup sementara maupun ditutup permanen oleh pihak bank. Hal ini terjadi karena tidak ada transaksi selama 3 bulan berturut-turut atau saldo telah mencapai batas minimum. Ini tentu menjadi perhatian kami kenapa demikian.

Upaya untuk mengambil alih pengisian agar rekening tetap aktif memang baik, tapi tidak mendidik. Yang mestinya dimunculkan adalah kesadaran warga di daerah, khususnya pengurus Orshid setempat untuk merawat motivasi warga di daerah agar tetap aktif berpartisipasi. Kami sadar bahwa ada beberapa daerah pemilik rekening JM2000 juga sedang sibuk melaksanakan pembangunan JM di daerah mereka. Sehingga sumber dana yang ada diarahkan kesana. Karena yang demikian, maka kami tidak serta merta menarik kesimpulan bahwa warga di daerah tersebut tertidur seiring dengan tidurnya rekening JM2000 mereka.

Ada wacana dari beberapa orang untuk menyederhanakan jumlah rekening terutama yang saldo dan peta warganya masih relatif kecil agar disatukan dalam rekening DPW mereka. Hal ini dengan pertimbangan untuk mengurangi potongan biaya administrasi bank dan resiko munculnya rekening dorman ataupun penutupan permanen. Hingga saat ini, hal tersebut belum diputuskan karena perlu dimintakan persetujuan Beliau dan juga disampaikan kepada warga sebagai kontributor dana.

Visi Pembangunan 2000 Jaamiatul Mudzakkiriin
Adalah pembangunan mental dan fisik
Kami pikir, dalam memandang progam JM2000 tidak bisa hanya dilihat dari aspek lahiriah yang diukur secara finansial maupun keberadaan bangunan. Sifat program ini yang berskala jamgka panjang dan membutuhkan dana yang tidak sedikit harus pula disikapi secara visioner pula. Selama kami mengikuti kunjungan kerja Beliau ke Jaamiatul mudzzkkirin di beberapa Daerah, kami melihat bahwa aspek dana itu bukanlah hal yang terpenting.

Justru yang terpenting adalah semangat yang teguh (istiqomah), kebersamaan dan kepedulian murid terhadap program JM2000. Contoh nyata adalah Cikasur - Pemalang yang sering Beliau kunjungi. Beliau bangga dengan keteguhan semangat dan kebersamsan warga di sana dalam mewujudkan cita-cita memiliki gedung Jaamiatul Mudzakkirin, meskipun mereka kebanyakan adalah orang-orang yang bukan berpenghasilan besar. 

Sebagaimana Beliau dawuhkan, Jaamitul Mudzakkirin adalah sentra ajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah. Sebagai sentra, maka sudah jelas bahwa keberadaan Jaamiatul Mudzakkirin diharapkan menjadi pemersatu warga. Jika umat Islam seluruh dunia punya Ka'bah sebagai pemersatu arah / kiblat lahir dalam sholat, maka Jaamiatul Mudzakkirin mestinya juga pemersatu aspirasi warga Shiddiqiyyah.


Menurut kami program JM2000 merupakan program kerja yang secara tersirat mencerminkan upaya kita dalam menjaga kelestarian ajaran Shiddiqiyyah yang telah Beliau hidupkan setelah terkubur selama ratusan tahun. Maka sudah semestinya seluruh warga Shiddiqiyyah dan pengurus organisasi yang peduli untuk mendukung upaya tersebut. Kita mendukung tidak semata-mata karena hal itu menjadi kewajiban murid, tapi karena kita menyadari dan merasakan kemanfaatan atas apa yang telah kita pelajari. Dan karena kita berhutang pada generasi yang akan datang untuk meninggalkan kenangan yang baik dan mulia bagi mereka.

Gapura Jaamiatul Mudzakkirin
Simbolisasi harapan akan ampunan Allah Al-Ghofur.

Bagaimana kita menjaga daya tahan diri untuk melestarikan Shiddiqiyyah juga telah Beliau sampaikan melalui perlambang-perlambang yang ada dalam gedung Jaamiatul Mudzakkirin. Dalam buku Al Hikmatul Muba'atsah, Beliau menyampaikan pokok-pokok bangunan yang menjadi ciri khas Shiddiqiyyah tersebut. Dan kami pikir itu juga mencerminkan pokok-pokok kepribadian seorang murid Shiddiqiyyah. Pokok-pokok tersebut adalah:

1. Gerak hidup kita mestinya berlandas pada keikhlasan (takwa). Pada gedung Jaamiatul Mudzakkiriin diwujudkan dalam batu asmaan terbungkus kain sutera hijau.

2. Kesadaran untuk bertaubat (introspeksi diri) secara fisik dilambangkan dengan adanya gapura.

3. Kesadaran untuk senantiasa bersandar pada Allah agar kita tidak putus asa. Secara fisik dilambangkan dengan tulisan "Nasrun minallohi wa fathun qariib wa basysyiril mu'miniin' pada gapura.

4. Kesadaran untuk selalu berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup dilambangkan pada bentuk bangunan yang bertingkat

5. Kesadaran untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dilambangkan dengan menara.

Boleh jadi dalam pemikiran sempit kita, garis finish itu tidak akan pernah kita lihat dan nikmati saat kita hidup di dunia. Tapi tidak demikian adanya apabila kita memandang program itu lebih luas lagi. Bahwa ya, secara lahiriah kita mengeluarkan dana, tenaga dan pikiran untuk mewujudkan program visioner tersebut. Namun secara batiniah kita mestinya juga menanamkan niat bahwa saat kita berpartisipasi, pada hakikatnya kita sedang berupaya mewujudkan pribadi yang berjiwa Shiddiqiyyah pada diri kita.

Lambang Organisasi Shiddiqiyyah
simbolisasi pribadi murid-murid Shiddiqiyyah
Dalam lomba marathon jumlah yang masuk garis finish jauh lebih sedikit daripada jumlah yang ikut llomba di garis start maupun dibanding jumlah penontonnya. Bersikap istiqomah adalah perkara yang berat. Lebih mudah bagi orang-orang untuk terbawa euphoria (kegembiraan sementara) suatu acara. Kami berharap tidak demikian adanya dengan warga maupun pengurus daerah yang bertugas menangani program khusus Orshid ini. Semoga Allah Ta'ala senantiasa melimpahkan pertolongan dan kekuatanNya kepada kita semua untuk mewujudkan cita-cita mulia sang Guru ini. Amiien yarobbal alamiin.

Ditulis untuk majalah Al-Kautsar edisi bulan Muharam 1435H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar