Minggu, 16 Agustus 2009

Mahaprastanika - Matinya Pandawa (3)

Masa berkabung menyelimuti kerajaan Hastinapura selama 30 hari....
Untuk membersihkan luka-luka peperangan,
Melakukan kremasi pada anggota keluarga yang meninggal;
Memperbaiki retak-retak yang tersusun selama lebih dari 15 tahun,
pertentangan antara Kurawa dan Pandawa dimulai....

Yudhistira memimpin kerajaan Hastinapura menuruti pesan Resi Bisma.
Bukan mengikuti aturan feodal.
Rakyat merasakan keberkahan di bawah perlindungan dan rasa welas asihnya...
Kekuasaan Yudhistira adalah yang terbaik ....
Karena tidak adanya perasaan antara siapa yang memimpin dan yang dipimpin...
Kerajaan menjadi sebuah keluarga besar dan raja menjadi kepalanya....

Lima belas tahun lamanya,
Destarastra dan Gandari hidup dalam kasih Darma,
perhatian dan perlindungan Yudhistira sang Darmaraja;
Waktu telah membasuh pulih rasa duka yang menggelayut,
atas hilangnya putra-putra korban kemurkaan nafsu diri...

Juga bagi Bima, si musuh bebuyutan Duryudono,
Dengan caranya sendiri,
leburkan diri ntuk hapus luka hati.
Obat bagi luka hati Paman dan Bibi atas hilangnya anak-anak terkasih.

Hingga....

Tibalah masa bagi generasi Destarastra kembali ke sejati.
Widura, Sanjaya, Gandari dan Kunti ikutkan diri,
iringi niat Destarastra sunyikan diri di hutan,
Jadikan pertapa sebagai pilihan.

Keputusan aneh bagi para Ksatria,
yang semestinya mengabdikan diri pada masyarakat.
Namun keputusan telah dibuat.

Jika berat hati Darmaraja tak halangi langkah,
Maka rela adalah pilihan,
Lepaskan sesepuh jalani laku hidup wanawi.

Kehidupan padepokan (asram) menjadi pilihan;
Semua urusan duniawi dilepas,
Pikiran diputus dari dunia yang fana,
Tujukan diri pada yang Abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar