Sabtu, 01 Agustus 2009

Mahaprastanika - Matinya Pandawa (2)

Krisna pun hadir mendampingi,
meminta Bisma ntuk berikan wasiat terakhir.
Yudhistira sang pemangku tahta siapkan telinga
jadikan wasiat bekal memimpin kerajaan Hastinapura.


Bertuturlah Resi Bisma dalam kebijaksanaan
Membakar suluh penerang bagi penapak jalan terang
Wasiat agung bagi pemimpin negara
Pun ksatria pendukung kemajuan .....

Oh, ksatria berbudi halus,
Takdir itu kuat perkasa;
namun jangan berkecil hati dihadapannya
karena ikhtiar diri akan mengubahnya.

Cah bagus Putra Darma, Kebenaran itu Maha Kuat.
Jadikan kerelaan dan berserah diri pada Kebenaran pegangan hidup
Dan tak akan pernah ada gagal dalam hidup.

Wahai diraja yang santun,
Latihlah kendali diri,
Jadikan rendah hati dan kebajikan pakaian
Maka hidup akan senantiasa membawa kemenangan.

Janganlah terlalu lunak ataupun kaku,
Jadikan diri berada diantara keduanya.
Tak semestinya diri terlalu lunak ataupun terlalu kaku.
Lihatlah keadaan dan sesuaikan diri dengannya.

Karena kelemahan bukanlah kebajikan,
ia menjadi bibit bagi berbiaknya kejahatan
Pun toleransi yang tiada beraturan,
akan membawa pada keruntuhan.


Jadikan kasih dan sayang bekerja beriringan,
bersama ketegasan disiplin diri.
Maka cinta yang terbangun kuat darinya,
akan memulihkan mereka yang jatuh.

Jangan biarkan hidupmu berkarat dalam kemalasan,
asahlah sinarnya dengan kerajinan
dan hati-hatilah dengan benci
karena kebencian adalah racun

Senyap udara mengakhiri pesan sang resi,
Yudhistira menyerap wasiat tersabda
ke jiwa dan raga dia menyimpannya
Jadikan pegangan dalam laku tata negara

Surya mulai menggelincir di sebelah barat
senja menapak batas-batas malam
candra sengkala telah tiba
bagi sang resi untuk kembali berpulang
Dalam hening cipta Resi Bisma memusat
Melepas ruh dari jasadnya ntuk kembali ke Asal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar