Minggu, 16 Agustus 2009

Tentang Bisma

Catatan dari Mahaprastanika:

Keberadaan Bisma dalam Mahabarata mempunyai keunikan tersendiri...
Terutama bagi kita yang lebih banyak hidup di alam hitam-putih (baik-buruk).

Bisma sebagai tokoh yang berada dalam 3 generasi Mahabarata hingga akhir riwayatnya, mengemban misi yang khusus....

Banyak kita mungkin akan meletakkan dia dalam kategori tokoh jahat,
dikarenakan keberadaannya di kubu Kurawa....

Pun demikian, bagi Yudhistira apapun pilihan Bisma pasti ada alasannya.
Sehingga ketika peperangan di padang Kurusetra berakhir,
Yudhistira tetap meminta saran dan restu dari Bisma,
Untuk mengemban amanat kerajaan Hastinapura.

Bisma adalah sebuah perlambang.
Dia adalah personifikasi dari lingkaran putih kecil dalam lingkaran besar hitam
Dari lambang Tao (Tomoe).
Dan dia adalah personifikasi dari kalimatNya :
“ Fa‘al hamaha fujuuroha wa taqwaaha “

Dia ciptakan siang dan malam secara berdampingan...
Dia tunjukkan jalan yang fujur dan jalan yang taqwa
Dia ciptakan sungai yang pahit lagi asin dan sungai yang tawar berdampingan...



Adalah nama Bisma terlahir sebagai Dewabrata.
Gelar Bisma terkukuhkan atas sumpah yang terucapkan.

Putra Mahkota yang telah disiapkan jauh hari,
Tinggal selangkah lagi menuju singgasana Hastinapura,
Sang calon ibu tiri, Setyowati meminta sang Pangeran bersumpah:

Demi kemuliaan ayahanda tercinta,
Tidaklah akan kuterima tahta Hastinapura,
Kuserahkan singgasana pada keturunan Setyowati, Ibunda ke-dua.
Inilah sumpahku!

"Belumlah cukup!" kata sang calon Ibu.
"Janganlah pula anak-anak keturunanmu!"

" Terimalah sumpahku, Ibu!
Jika itu kehendakmu,
Tidak akan pernah aku menikah,
Pun berketurunan!
Demi laksananya janji"

Ketika sumpah terucap, penghuni langit menyaksikan ucapannya!
Jadilah dia Bisma!
Orang yang menepati janjinya!

Ujian atas keteguhan sumpahnya berlaku;
Dari Ambalika yang menuntut kehormatan.
Dilanjut Satyawati yang kehilangan semua keturunannya.
Tahta Hastinapura mengalami kekosongan putra mahkota.
Bisma dituntut untuk menduduki tahta kerajaan.
Hingga pertikaian antara keluarga Pandawa dan Kurawa!

Adalah Bisma saksi hidup,
atas adegan kehidupan keluarga Hastinapura....

Adalah sang Bunda sejati, Gangga Dewi sesali pengembalian abu jenazah.
Kesedihan tergambar di wajahnya dan dikenangnya lintasan kehidupan sang Bisma:

" Dulu telah aku serahkan putera ini kepada Sentanu.
Sebagai kanak-kanak, dia telah dilatih menuju kesempurnaan.
Ditunjukkan kepada Yang Maha Tahu.
Dan diperkuat dengan ilmu kanuragan yang tiada tertandingi.

Harapku atas dirinya prestasi super manusiawi.
Tapi nampaknya, dia telah menutup karirnya dengan tiada artinya. "

Namun Krisna memperbaiki pemahaman Gangga,
Tentang keberadaan Bisma.

" Anakmu Dewabrata telah menjadi Bisma!
Bisma adalah manusia dengan perbuatan yang luar biasa. "

Tindaknya di bumi telah menjadi contoh.
Darma menemukan penjelasan padanya.
Karakternya luar biasa.

Dia menggunakan kemampuan Ilahinya untuk melayani mereka yang lemah.
Dan karena itu membuktikan kepada dunia,
Bahwa adalah tidak mungkin! sekalipun bagi Bisma
Untuk melindungi kejahatan. dan menguatkan yang lemah.

Dalam diamnya,
Dia mempercepat kehancuran mereka yang lemah.
Pengorbanan dirinya mencapai puncaknya dengan yang demikian ini.

Dia berikan saran bijaksananya untuk maksud kesejahteraan yang sebenarnya.

Diatas itu semua, dia dimahkotai dengan kebajikan.
Tiada bandingannya bagi seorang Bisma di bumi dan di langit.

Cukuplah kalimat ini menjadikan Dewi Gangga bangga atas anaknya.
Diterimanya abu jenazah Bisma dan dikembalikan dia ke wujud sejatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar