Kamis, 30 Juli 2009

Mahaprastanika - Matinya Pandawa (1)

Catatan:

Mahaprastinika merupakan salah satu bab dalam kitab Mahabarata yang mengisahkan tentang matinya Pandawa setelah berakhirnya peperangan di Padang Kurusetra.

Parafrase ini merupakan cerita ulang dari sinopsis Mahabarata dalam bahasa Inggris yang berasal dari India. Sehingga harap dimaklumi apabila mungkin agak sedikit berbeda alur kisahnya dibanding Mahabarata versi Indonesia.

In short, selamat menikmati tulisan bersambung berikut ini :-)


--

Adalah peperangan antara Pandawa dan Kurawa telah berakhir.
Meninggalkan luka-luka batin yang mungkin tak akan pernah sembuh
Di hati mereka yang berhati lemah sepanjang hidupnya....


Pandawa-pun tidak terkecuali... meski ada di pihak yang menang.
Mereka merasakan luka batin atas apa yang terjadi,
Dan kenyataan yang mereka hadapi tentang saudara tua mereka Karna....


Yang tersisa dari pihak Kurawa...
tertinggal Destarasta dan Gandari, harus kehilangan seluruh anak-anaknya.
mengharuskan mereka berhadapan dgn kebaikan Pandawa,
yang telah membunuh anak-anaknya...

Sementara itu,
Yudhistira terpilih menjadi raja Hastina Pura,
membawa rasa gundah lebih besar....
Menuntun tapak kakinya,
pergi bertemu Bisma si Kakek Bijaksana yang memilih Kurawa.....


Bisma terbaring di atas tanah karena banyaknya panah menghunjam
Arjuna menjadi pemegang gendewa dan penyasar utama
Dalam samadhi kakek bijak memberi petuah:


Tidaklah kamu mencari perang.
Keadaanlah yang menghadangmu.
memberantas kejahatan itulah yang kamu lakukan adalah
Tindakmu karenanya adalah ksatria dan bukan dosa.


Tarungku adalah untuk kejahatan.
Pun, yang jahat tidaklah menang.
Ia kalah seperti yang seharusnya terjadi.
Jasadku memang di pihak yang jahat,
Namun tidak terkotori karena tiada padaku alasan egois pribadi.


Naiklah engkau ke singgasana kerajaan,
Bukan karena mencari kekuatan pribadi
bukan juga popularitas,
tetapi laksanakan kewajiban masyarakat.

Mengemban tanggung jawab masyarakat,
adalah kesalehan yang lebih besar,
daripada bertapa di hutan.

Jadilah raja yang adil.
Itulah perintahku kepadamu.

Dengan takjim dan tunduk kepala,
Yudhistira menerima pesan sang Resi Bisma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar