Jumat, 20 November 2009

Game Magicline (part II)

Agar kecanduan saya pada game ini punya justifikasi, saya memberitahu otak saya untuk mencari-cari sesuatu yang bisa saya jadikan pelajaran :) Paling tidak kalo orang bertanya manfaat apa yang telah anda dapatkan dari aktifitas menyusun bola yang akan meledak itu, saya bisa cukup bangga untuk menyatakan argumen saya :-p

Jadi tulisan ini adalah salah satu yang akan menjadi argumen itu :)

Saat pertama kali bermain tanpa saya sadari saya punya kecenderungan melihat struktur bola secara horizontal dan vertikal saja. Ini menjadi indikator bahwa saya sedang terjebak dalam kemapanan. Karena iti skor tertinggi yang saya raih hanya berhenti di kisaran 200. Semakin mahir saya bermain, semakin saya melihat pola menyilang yang bisa terbentuk. Itupun saya tidak serta merta mencontoh, saya perlu waktu untuk mengambil pola itu dan membuat diri saya mengingat pola menyilang itu. Kondisi ini menunjukkan pada say aspek internal saya yang lain. Bahwa cepat tidaknya saya merespon perubahan itu menunjukkan apakah saya tipe orang yng mudah menerima oerubahan. Pola-pola berpikir seperti inilah yang disebut pola pikir lateral,berpikir diluar kerangka konvensional yang ada.

Hal lain yang juga saya amati selama bermain itu adalah pemain hanya diberi kesempatan mengantisipasi langkap random selanjutnya tapi tidak untuk yang berikutnya. Sekali kita tidak hati-hati dalam memperhatikan peta tata letak bola itu langkap penyelesaian bisa tertutup atau terhalangi oleh lawan (komputer). Hal ini mengingatkan saya pada mata kuliah APK Analisa Pengambilan Keputusan. Kalau di APK kita diajar mengambil keputusan dengan sistem hierarki dan perhitungan matematis, disini otak kita secara praktis menganalisa dan mengambil keputusan tanpa perhitungan matematis. Saya tak tahu apakah para grand master catur mengalami hal yang sama dalam menimbang-nimbang langkah bidak-bidak catur mereka. Tapi inilah yang saya alami selagi membaca pola letak bola-bola.

Satu lagi, ketika saya mulai berada di kondisi kritis dimana peta saya semakin banyal terisi bola dengan pola yang sangat acak sehingga sulit untuk mendapatkan 5 bola dalam satu rangkaian. Di kondisi ini saya menyadari saya kadang harus mengambil langkah mundur dengan menarik satu bola di rangkaian itu dan memindahkannya ke tempat yang lain agar bisa menghasilkan ledakan dan memperluas ruang gerak saya. Hal ini menyadarkan saya, bahwa saya bahwa kadang saya perlu mundur dan merelakan satu hal untuk lepas dari saya agar beban saya lebih ringan dan saya bisa bernapas lebih lega. Seringnya kita hanya menfokus pada satu aspek tujuan bisa membuat kita sampai pada kejenuhan dan mengurangi fleksibilitas gerak.

Dengan ulasan itu, paling tidak di tengah kecanduan, saya masih bisa berusaha menyerap aspek pembelajaran yang tersimpan di balik game itu :)

Bagaimana dengan kecanduan anda? Harapannya tentu ada manfaat yang jauh lebih besar yang bisa diharapkan, untuk memberikan konotasi positif pada kata "kecanduan" :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar