Kamis, 05 November 2009

Menjadi jiwa yang merdeka

Sebuah prophecy rasanya sedang diberikan kepadaku. Tentang apa yang akan terjadi. Kalimat pengingat untuk sesuatu yang akan terjadi agar disaat kejadian berlangsung jangan sampai kita dilalaikan olehnya.

Kalimat itu adalah ketika Tuhan tidak menghendaki tak ada satu kekuatan pun di dunia ini yang bisa menghalangi, begitu juga sebaliknya. Maka agar halnya terjadi atau mewujud maka satu-satunya jalan adalah memohon pertolongannya. Maka mengharap-harap pertolonganNya adalah tindakan batin agar terbuka jalan menuju terwujudnya harapan kita.

Ketika pertolonganNya telah diberikan dan jalan dibukakanNya, maka yang tak mungkin menjadi mungkin, yang sulit jadi mudah, yang jauh dari dekat, yang berat jadi ringan. Semua pengenalan akan rasa tersebut tentu memberikan efek membebaskan pada jiwa, memunculkan euforia sementara. Kondisi ini jika disikapi secara salah akan membawa efek negatif yang mengjadikan kesuksesan itu tak langgeng.

Maka penyikapan dengan benar perlu dilakukan. Merujuk pada kitab suci cara yang benar adalah dengan mensucikan Dia yang telah menjadikan semua itu terjadi, mensyukuri karuniaNya dan memohon ampun atas ketidak-sempurnaan kita dalam menerima karuniaNya.

Kebebasan jiwa dan penyikapannya tersebut adalah sebagaimana Dia ajarkan pada manusia dalam surah An Nashr yang artinya adalah Pertolongan. Sungguh Dia Maha benar bahwa hanya dengan pertolonganNya saja kemerdekaan jiwa bisa terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar